mian telat post u.u happy reading!
Tittle : Eternal Dreams [Part 4]
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance and many more (?)
Rating : G
Cast : Kim Jira, Jung Yessa, Kim Misun, SHINee’s member.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Siang itu disaat trainee lain sedang beristirahat makan siang, Yessa justru masih tampak sibuk di ruang koreo, mengulang kembali pelajaran yang ia dapatkan pagi tadi. Ia tampak sangat serius sampai-sampai tidak sadar sedang diperhatikan seorang namja dari bibir pintu.
“Taemin?” ucap Yessa terkejut melihat senyum Taemin terkembang disana.
“Kau belajar banyak.” Taemin berjalan mendekat. “Yang lain sedang menikmati makan siang, kenapa kau masih disini Yessa?” lanjutnya santai berbicara dengan yeoja yang sebaya dengannya ini.
“Aku belum lapar.” Jawab Yessa. “Lagipula disaat seperti ini tempat latihan justru sepi bukan?”
Taemin tertawa geli. Sedikit menunduk dan menutup tawa dengan jari-jari tangannya.
“Kau sendiri kenapa tidak makan siang?”
“Aku sudah menyelesaikan makan siang sebelum kemari.” Kemudian Taemin berjalan menuju mp3 player dan menyalakannya. Dia tersenyum saat mendengar lagu Replay terputar disana. “Mau menari bersamaku?”
Yessa sempat tercengang mendengar tawaran itu, sampai akhirnya dia berdiri disamping Taemin dan menyesuaikan gerakan master of dance itu.
Noonan nomu yeppo~
Michyo~
Replay replay replay~
Tiba-tiba saat itu juga datang 2 orang namja lain yang langsung mengikuti gerakan Yessa dan Taemin. Yessa hanya sanggup tersenyum sambil melanjutkan gerakan berikutnya. Sekali lagi benar-benar pengalaman yang langka bisa menari bersama member SHINee seperti ini.
“Gomawo Oppa.” Ucap gadis itu sambil membungkuk ke arah Minho dan Jonghyun. “Benar-benar menyenangkan bisa menari bersama kalian.” Jawabnya semangat.
“Haha kami juga senang. Tidak sabar bertemu kalian di ruang rekaman nanti.” Jawab Jonghyun tersenyum lebar.
“Nado Oppa.”
“Aku lapar.” Ucap Minho tiba-tiba. “Bagaimana kalau kita makan bersama?” lanjutnya melihat ke arah Taemin.
“Aku sudah makan Hyung.”
Kemudian pandangan Minho beralih pada Jonghyun. Jonghyun justru tersenyum. “Aku tadi makan siang bersama Taemin.” Jawabnya. “Tapi sepertinya putri kecil kita ini belum makan siang.” Lanjut Jonghyun melirik ke arah Yessa.
“Aku?” Yessa menunjuk dirinya sendiri.
Jonghyun mengangguk.
“Ne~ Ne~ Ne~.” Jawab Minho kemudian meraih tangan Yessa. “Kajja.”
Begitu sampai di kantin, tiba-tiba suasana seperti di freeze. Semua orang mendadak terdiam dan tatapan mereka kompak mengarah pada Yessa dan Minho yang baru saja datang. Tentu saja ini pemandangan yang sedikit aneh, melihat seorang member SHINee berjalan bersama trainee yang bahkan belum genap sebulan ada disana.
“Kau mau pesan apa?” tanya Minho tak menghiraukan setiap tatapan yang mengarah padanya.
“Oh… eung… terserah Oppa saja.” Misun sedikit menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah karena malu.
Kemudian mereka duduk disudut ruangan. Dan tatapan-tatapan itu masih mengikuti kemana saja mereka pergi berdua.
Yessa benar-benar risih karenanya.
“Kenapa tidak dimakan?” tanya Minho heran. “Apa kau tidak suka dengan menunya?”
“Oh ani. Aku… tentu saja suka!” jawabnya kemudian melahap mie ramen yang telah dipesan Minho tadi.
“Pelan-pelan…” ucap Minho sambil menyodorkan segelas air putih yang ada diatas meja, gelas itu langsung disambar Yessa yang tiba-tiba tersedak.
“Sudah kubilang pelan-pelan…”
Yessa hanya nyengir menampakkan gigi-giginya yang rapi kemudian kembali melahap mie ramen kesukaan yeoja itu.
Minho tak langsung melanjutkan makan siangnya, ia justru tersenyum memandang yeoja yang ada diseberang mejanya ini.
“Bukannya aku tak merasakannya Yessa.” Ucap Minho seakan menjawab pertanyaan yang sempat terlintas di kepala Yessa. “Aku juga merasakan apa yang kau rasakan. Tidak enak bukan jika harus dilihat banyak orang padahal kita sedang tidak berbuat aneh seperti ini?” lanjutnya membahas tatapan semua pengunjung kantin yang masih saja menghujam ke arah mereka.
Yessa diam. Tatapannya beradu pada Minho yang tiba-tiba berubah serius.
“Ada kalanya kita harus berpura-pura tak melihat padahal kita melihatnya. Ada kalanya pula kita harus berpura-pura tak mendengar padahal kita mendengarnya.” Ucap Minho tenang. “Diam bukan berarti tak tau kan?” lanjutnya kemudian tersenyum dan kembali melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda.
Sedangkan Yessa masih terpaku mendengar kata-kata Minho. Ia baru mengerti sekarang, kenapa namja tampan ini selalu menikmati sikap tenang dan pendiamnya.
Sejenak Yessa sempat melihat ke segala penjuru kantin. Semua orang yang semula menatapnya heran langsung mengalihkan padangan mereka. Tapi kemudian Yessa menuruti saran Minho dan kembali menghabiskan makan siangnya.
“Bagaimana? Enak bukan?” tanya Minho bersemangat. “Kau harus makan yang banyak agar energimu cukup untuk latihan nanti. Arra?”
***
Pukul 8 malam Jira terlihat berjalan santai melintasi loby SM kemudian melewati pintu depan. Ia sudah tak sabar ingin cepat kembali ke dorm untuk makan malam. Namun tepat ketika yeoja itu tiba di halaman depan gedung, ia merasa ada seseorang yang membuntuti langkahnya. Jira waspada sambil terus menengok kekiri dan kanan kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi. Tapi kenyataannya justru diluar dugaan.
“Oppa?”
Onew menggaruk tengkuknya, tertangkap basah.
“Ada apa Oppa mengikutiku?” tanya Jira lagi.
“Tidak apa-apa Jira.” Onew menyunggingkan senyumnya. “Aku hanya sedang bosan sekarang.”
Jira mengerutkan dahi sambil berfikir, ‘Apakah membuntunti-seseorang yang ia lakukan jika sedang merasa bosan?’ batin yeoja itu.
“Jangan memandangku seperti itu.” Onew langsung tertawa menebak pikiran Jira. “Aku akan kembali ke dorm. Kau juga bukan? Oleh karena itu aku ingin mengajakmu pergi bersama, tapi jalanmu terlalu cepat.” Jelasnya.
Jira menggangguk sampai akhirnya ikut tertawa. “Ne arraso. Kalau begitu baiklah, kita pulang bersama Oppa.” Lanjutnya memulai jalan.
Jira tak ingin bertanya lebih lanjut kenapa Onew lebih memilih pulang bersamanya –berjalan kaki- ketimbang naik mobil seperti biasanya. Yeoja itu hanya bisa diam sambil melangkah menyusuri trotoar di malam itu.
Tapi ada yang aneh lagi. Yang Jira tau, Onew adalah sosok yang pandai berbicara, mencari bahan pembicaraan dan mengeluarkan candaan yang terkadang garing. Tapi yang sedang berdiri disampingnya sekarang bukan sosok Onew seperti yang Jira tahu. Onew tiba-tiba jadi pendiam, bahkan dia tak membahas malam yang bertaburan bintang atau apalah yang bisa dijadikan bahan obrolan.
Alhasil Jira pun hanya bisa diam.
“Jira, apa kau lapar?”
Oke, mungkin itu adalah pertanyaan yang cukup tepat untuk mengawali pembicaraan.
Jira mengangguk.
“Bagaimana kalau kita mampir ke pojangmacha didekat sini? Sudah lama aku tidak mampir ke pojangmacha ahjumma Lee sejak masih trainee.” Kenang Onew.
Jira tersenyum mendengar ajakan Onew. “Gurae. Dimana tempat itu Oppa? Apa masih jauh?”
Tanpa dikomando, Onew langsung meraih tangan Jira dan mengajak yeoja itu berjalan melewati sebuah belokan dimana terdapat perumahan warga disana.
“Itu dia…” tunjuk Onew pada sebuah tenda penjual makanan yang sangat sederhana. Jira hanya tidak menyangka, meski telah populer, Onew masih mau di pojangmacha seperti ini.
“Jajangmyeon 2 ahjumma Lee.” Ucap Onew pada seorang wanita yang masih tampak sibuk membuat pesanan untuk pelanggan lain karena memang hari itu pojangmacha sedikit penuh.
“Oh ne~ silakan duduk.” Jawab ahjumma Lee tanpa membalas tatapan Onew.
Onew dan Jira mendapat tempat duduk didekat dapur tempat membuat makanan. Ketara sekali Onew merindukan tempat ini, pandangannya tak berhenti menyapu setiap sisi pojangmacha yang kecil itu.
“Dulu Oppa sering kemari?”
Onew mengangguk. “Jajangmyeonnya sangat enak. Kau harus mencobanya.”
Jira hanya sanggup ber-oh sampai akhirnya mendengar suara rengekan dari arah dapur. Ternyata disamping ahjumma Lee berdiri seorang bocah kira-kira 4 tahun yang berulang kali berteriak ingin pulang kerumah. Sedangkan ahjumma Lee tak bisa berkata banyak karena sedang kerepotan.
“Hey bocah tampan… siapa namamu?” Jira berjongkok dibelakang bocah itu. namun yang ditanya justru bersembunyi dibalik kaki ahjumma Lee yang gemuk.
“Umma sedang kerepotan Taejun. Tunggulah sebentar.” Ucap ahjumma Lee masih sibuk mengurusi pesanan.
“Ayo ikut noona. Kita tunggu disana.” ajak Jira ramah, yeoja itu memang sangat menyukai anak kecil.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya bocah itu langsung jatuh ke pelukan Jira. Setelah meminta ijin, Jira membawa Taejun ke tempat duduknya, semeja dengan Onew.
“Hai Onew Oppa, aku membawa seseorang untuk mu.”
Onew yang semula sedang mengutak-atik hapenya mendadak terkejut. Ia langsung beranjak dari tempat duduknya dengan telapak tangan mengarah kedepan, seperti tidak mengijinkan Jira untuk mendekat. Phobia Onew terhadap anak kecil ternyata belum hilang.
“Haha… Waeyo Oppa..? Taejun tidak akan menggingitmu.” Canda Jira sembari tertawa.
Saat itu juga Taejun mengulurkan tanganya ke arah Onew, minta digendong. Membuat wajah Onew berubah semakin panik. Jira justru geli melihatnya.
“Haha Oppa.. Ekspresimu lucu sekali.”
***
Disaat yang sama Misun sudah sampai di dorm dan tampak bersantai di ruang tengah. Ketika yeoja itu sibuk menyusuri internet melalui laptopnya, tiba-tiba terdengar bell dari pintu depan.
“Ya sebentar…”
Sudah pasti itu antara Jira atau Yessa yang datang, pikir Misun. Tapi saat dia membuka pintu, justru orang lain yang berdiri disana.
Misun menatap datar wajah orang itu. Diam. Sampai akhirnya bermaksud kembali menutup pintu karena ia pikir hanya akan membuang waktunya.
“Tunggu sebentar!”
Dengan malas Misun kembali melebarkan daun pintu. “Ada urusan apa kemari… Key?”
Key menatap Misun datar. “Memberi ini.” Dia langsung menunjukkan sebuah kertas yang kemudian langsung diambil Misun.
“Lirik lagu?”
Key mengangguk.
“Oke aku terima. Gomawo.” Ucap Misun singkat kemudian bermaksud kembali menutup pintu.
“YA! Apa seperti ini caramu memperlakukan tamu HAH?” teriak Key geram.
Misun membuang nafas sampai akhirnya menatap Key lagi. Menunggu penjelasan namja itu.
“Aku belum selesai bicara.” Protes Key. “Onew hyung yang memintaku memberikan lirik lagu itu padamu tadi siang. Tapi karena sibuk jadi aku baru sempat… Kemudian… Tapi kau… Jadinya sekarang…”
Kata-kata yang Key ucapkan terdengar seperti angin malam yang berlalu begitu saja bagi Misun.
“…Jadi intinya aku tidak hanya harus memberikan ini padamu, melainkan juga memastikan kau mengerti isi lagu ini agar mempermudah kita latihan bersama besok. Ah iya, bukan hanya kau, tapi juga Jira dan Yessa.”
Bahkan ‘inti’ pun terdengar seperti sebuah essay berlembar-lembar di telinga Misun.
“Oke masuklah.”
Belum genap 5 langkah Key memasuki dorm itu, sebuah kritikan sudah keluar dari bibirnya. Membuat Misun bosan lalu menjatuhkan tubuhnya diatas sofa yang empuk.
Sementara Key masih sibuk mengomel, Misun justru meraih laptop dan kembali mencari-cari berita melalui internet. Sampai dia masuk ke dalam blog sebuah komunitas pecinta kpop dan menemukan beberapa judul berita disana.
‘SHINee Siap Comeback Dengan Sebuah Lagu Spesial.’
Dan..
‘[RUMOR] SHINee Akan Berduet dengan Shawol di Album Terbarunya.’
Misun tersenyum pahit. Shawol? Itu Yessa, bukan dirinya.
Karena iseng, Misun membaca komentar yang ada diartikel itu. Sebagian besar banyak yang tak sabar menunggu album itu dirilis tapi ada juga yang merasa iri karena ingin mendapatkan kesempatan yang sama.
Sampai akhirnya Misun menemukan sesuatu disana…
“YA! Kenapa kau malah asik bermain laptop huh? Membuang-buang waktu saja.” Omel Key tidak terima.
Tapi Misun justru menatap layar laptopnya lebih serius. Kemudian dengan gerakan cepat ia menaruh laptop itu disampingnya dan buru-buru mengambil handphone diatas meja.
Ia ingin segera menelpon Jira sekarang juga.
***
Jira masih asik bermain-main dengan anak kecil disebuah pojangmacha sederhana bersama Onew. Gadis itu menghentikan aktifitasnya tepat ketika dering handphonenya tiba-tiba berbunyi.
“Yeoboseyo?”
“Jira! Dimana kau sekarang?” tanya Misun dari seberang telpon.
“Aku? Aku masih disekitar gedung SM. Ada apa Misun?” tanyanya khawatir mendengar nada bicara Misun yang terdengar bergetar.
“Lalu dimana Yessa? Apa dia bersamamu sekarang?”
“Yessa? Tidak. Aku sedang tidak bersamanya, aku hanya berdua dengan Onew Oppa.”
Tidak terdengar sepatah katapun lagi dari bibir Misun. Dia sempat terdiam, membuat Jira berfirasat buruk.
“Ada apa Misun? Apakah ada sesuatu yang terjadi?”
Kemudian Misun berteriak panik, “Cepat cari Yessa sekarang! Dia berada dalam bahaya!!”
-To Be Continue-