alohaa, di sore hari yang mendung ini aku balik lagiii.
ekekekek
setelah nglembur ampe larut malem dan lanjut dari pagi ampe
sore, ternyata bisa dipost tepat waktu. kirain bakal telat. hehe
oiya, part ini super panjaaaang. (13 halaman). aku dah nyoba
ngedit2 biar pendek, tetep aja jadinya panjang -____-
udah deh ya, selamat membacaa :D
Tittle :
Victory [Part 18]
Author :
Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance.
Rating : T
Cast : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun
Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length : Chaptered
Desclaimer : This story is originally mine and
inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION
and the character is not real. Enjoy reading!
Berulang
kali Hye Mi mengetukkan ujung kakinya dilantai, berusaha menghilangkan
kebosanan karena telah menunggu berjam-jam di lorong lantai satu, tepat
beberapa meter dari ruang Mr Cho.
Gongchan.
Hye Mi tahu benar anggota B1A4 tengah berada didalam ruang itu. Tentang apa
yang mereka bicarakan, Hye Mi tak tahu pasti. Yang jelas mungkin ada kaitannya
dengan debut B1A4 yang tinggal menunggu hari. Namun bukan itu alasan Hye Mi
menemui Gongchan sekarang, melainkan tentang kejadian tadi malam.
“Chann…!”
teriakan Hye Mi seketika terhenti tepat ketika ia melihat Jinyoung berjalan
keluar ruangan mengikuti Gongchan yang ada didepannya.
Gongchan
menoleh. Begitu pula dengan Jinyoung. Hye Mi cepat-cepat berlari ke belokan dan
bersembunyi disana karena tak ingin menemui Jinyoung sekarang. Dan saat ia
pikir keadaan sudah mulai tenang, Hye Mi mengintip perlahan. Sayangnya Gongchan
sudah pergi. Sepertinya Hye Mi memang harus minta maaf lain kali.
***
“Channie!”
teriak Hye Mi sambil berlari. Hye Mi pikir sekarang adalah waktu yang tepat
karena Gongchan sedang berjalan sendirian melintasi koridor. “Tunggu Channie!”
Gongchan
menghentikan langkahnya lalu menoleh. “Noona~” teriak namja itu cerah. “Aku
tadi mencarimu.”
“Eung?” Hye
Mi terkejut. “Mencariku?”
“He’em.”
Ucap Gongchan sambil mengangguk. “Ada yang ingin aku tunjukkan padamu. Kajja!”
ajaknya lalu menggandeng tangan Hye Mi.
“Ini.”
Sebuah album berwarna putih Gongchan berikan pada Hye Mi sesaat setelah dia
membuka lokernya.
“Let’s Fly?”
Lagi-lagi Gongchan
mengangguk. “Itu mini album pertama kami noona!” ucapnya bersemangat. “Aku
terlihat sangat cool kan?” Gongchan menunjuk tepat di fotonya yang menggunakan
kaos putih dengan mahkota berwarna pink.
“Wah…” Hye
Mi pun tersenyum lebar melihat mini album itu. “Ne~ kau terlihat sangat keren.
Kalian semua terlihat sangat keren!”
Kemudian
Gongchan membalik album itu dan menunjukkan daftar lagu didalamnya. “Mini album
ini berisi lima lagu. Kau harus segera mendengar suaraku noona! Bahkan ada juga
lagu yang diciptakan oleh Jinyoung Hyung. Tapi aku menyarankanmu untuk
mendengarkan lagu Only One. Ah.. aku suka sekali dengan lagu itu…”
Hye Mi
terdiam sambil tersenyum menatap Gongchan. Ketara sekali namja itu terlihat
sangat senang karena telah memiliki mini album sendiri yang tengah ia genggam.
Bahkan nada bicara Gongchan yang sangat menggebu-nggebu itu sama sekali tak
memberikan kesempatan untuk Hye Mi menyelanya.
Tapi
tiba-tiba Gongchan tak melanjutkan kata-katanya, justru menatap Hye Mi heran.
“Noona~~?
Kenapa kau melihatku… seperti itu?”
“Oh…”
lamunan Hye Mi seketika buyar. “Itu…” ingin sekali Hye Mi mengutarakan apa yang
menjadi tujuan ia mencari Gongchan sejak kemarin. Meminta maaf karena telah
membuat namja itu menangis. Namun sekarang Hye Mi justru tak sanggup berkata
apapun, ia juga tak ingin menghancurkan suasana hati Gongchan. Lagipula
sepertinya namja itu sudah melupakan semuanya, jadi Hye Mi pikir tak seharusnya
dia menguak sesuatu yang telah dilupakan.
“Noona~~?”
tanya Gongchan lagi. Kali ini sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Hye
Mi.
“Oh mian,
aku hanya… merasa sangat gembira bisa melihat mini albummu ini channie.
Lagipula sebentar lagi kau akan debut. Chukkaeyo~~!” ucap Hye Mi sambil
menepukkan kedua tangannya. Membuat wajah Gongchan kembali cerah.
“Ah iya,
hampir saja lupa.” Gongchan menepuk keningnya. “Besok tanggal 21 akan diadakan
pesta untuk merayakan debut kami. Kau jangan sampai tidak datang ya noona~”
“Oh…”
“Pokoknya
kau harus datang.” Paksa Gongchan. “Kalau begitu sekarang aku pergi dulu ya,
para hyung sudah menungguku untuk latihan. Annyeong~”
Dahi Hye Mi
berkerut menatap punggung Gongchan yang berjalan menjauh. Dulu tentang
berbaikan dengan Jane, sekarang tentang kejadian tadi malam. Gongchan selalu
saja susah ditebak. Perasaannya berubah begitu cepat. Sepertinya Hye Mi memang
tak sanggup memahami pikiran namja itu.
Tapi ada
satu yang Hye Mi tak tahu. Bahwa sebenarnya Gongchan sangat pandai
menyembunyikan perasaannya, termasuk perasaan kecewa yang tengah melanda namja
itu sekarang.
***
“Duk…duk…duk…”
Terdengar
hentakan bola yang memantul di lantai lapangan basket dengan keras. Mula-mula
bola itu berada ditengah lapangan, tapi kemudian mendekat dan secepat kilat
melesat menghantam papan kayu sampai akhirnya masuk dengan sempurna melewati
bundaran ring.
“Waaa
daebak!” Hye Mi kembali bertepuk tangan dengan semangat di tepi lapangan,
“Oppa, kau sangat hebat!!”
Shinwoo
tersenyum, “Mau mencobanya?”
“Mwo?” tanya
Hye Mi kemudian menggeleng. “Aniyo. Aku tidak bisa bermain basket, Oppa.”
Tapi
nyatanya Shinwoo tetap meraih tangan Hye Mi dan mengajaknya ketengah lapangan.
“Ayo kita
bertanding.” Tantang Shinwoo. “Battle satu lawan satu.”
Tawa Hye Mi
seketika meledak. “Oppa bercanda? Sudah kubilang aku tidak bisa main basket.”
“Ani.” ucap
Shinwoo masih tersenyum. “Kali ini kau pasti bisa.” Lanjutnya kemudian
menyerahkan bola basket itu pada Hye Mi.
Hye Mi hanya
bisa pasrah menerimanya lalu mulai memantulkan bola itu mendekati ring
sementara Shinwoo membayang-bayangi didepannya. Hye Mi sedikit takut tapi
ternyata berhasil melewati Shinwoo dan langsung melempar bola itu menuju ring.
“Yah… tidak
masuk.” Ucap Hye Mi kecewa.
Shinwoo
langsung mengacak-acak rambut Hye Mi gemas. Ia sudah berusaha mengalah tapi Hye
Mi tetap gagal di usaha terakhirnya.
“Mau
mencobanya lagi?”
“Hye Mi…”
panggil seseorang yang tiba-tiba datang. “Bisakah kita bicara sebentar?”
Tanpa
menolehpun Hye Mi tahu itu Jinyoung. Ia justru meraih tas yang ada di tepi lapangan
kemudian berpamitan.
“Oppa aku
ada latihan. Annyeong~.” Pamitnya cepat sambil berjalan membelakangi Jinyoung.
Setidaknya Hye Mi masih ingat bahwa ia tidak boleh mengulang kebodohan untuk
yang kedua kalinya.
“Tunggu Hye
Mi.”
Panggilan
itu Hye Mi abaikan, dia tetap berjalan meski kalimat itu ia dengar dengan
jelas.
“Saranghae…”
DEG! Langkah
Hye Mi langsung terhenti ditengah-tengah. Kedua matanya melebar, bahkan seperti
ingin keluar dari rongganya.
‘Kalimat
itu… apakah Jinyoung benar-benar mengucapkannya?’
Saat itu
juga Shinwoo berjalan mendahului Hye Mi, mengganggap ini bukan urusannya untuk
ikut campur. Namun langkah namja itu berhenti ketika Hye Mi meraih tangannya.
“Apakah kau
merasakan hal yang sama Hye Mi?” tanya Jinyoung lagi, telah jenuh menghadapi
keadaan yang selalu saja seperti ini.
Hye Mi tak
sanggup menjawab. Justru tertunduk dalam sambil menggigit bawahnya keras-keras.
Hye Mi pikir ini terlalu cepat. Meski ia telah menduganya, namun ia tahu ia
belum siap. Ah tidak, dia tidak pernah siap.
“Apa ini
karena Eun Sun?”
Sekali lagi
kalimat yang Jinyoung ucapkan dengan sukses membuat Hye Mi terperanjat.
Darimana Jinyoung tahu soal Eun Sun?
Meskipun
beratus atau beribu kali Hye Mi mencoba memungkiri pikirannya sendiri, nyatanya
memang nama itulah yang menjadi alasannya selama ini. Tapi ia tak mungkin
menjawab pertanyaan itu dengan jujur, jangankan menjawab, membuka bibirnya saja
Hye Mi tak sanggup. Ia hanya mampu berusaha menahan tangis yang hampir saja
membasahi setiap sudut bola matanya sekarang.
“Kau tahu
sendiri Hye Mi. Aku tak pernah menyukainya.” Ucap Jinyoung memulai penjelasan.
“Perhatianku selama ini kuberikan padanya karena Eun Sun hanya kuanggap seperti
adikku sendiri. Tidak lebih.”
Hye Mi masih
terdiam. Entah kenapa penjelasan itu belum berarti apapun dimatanya.
“Aku tahu
kau mengerti Hye Mi. Bahkan jika kau memintaku untuk menjauhi…”
“Cukup!”
ucap Hye Mi membalik badannya kemudian menatap Jinyoung nanar. “Kumohon jangan
berkata apapun lagi.”
Jinyoung pun
tak melanjutkan kalimatnya, membalas tatapan Hye Mi dalam-dalam.
“Maaf aku
tak bisa.” Jawab Hye Mi akhirnya. Meski telah berulang kali berfikir, hanya
kalimat itu yang bisa ia dapatkan. “Kau salah Jinyoung. Ini semua bukan karena
Eun Sun. Tapi karena ada orang lain yang aku sukai.”
Jinyoung
mengerutkan dahinya, berfikir. Tapi belum sempat ia mencerna kalimat itu
baik-baik, Hye Mi kembali berucap.
“Shinwoo
Oppa. Dia Shinwoo Oppa, bukan kau.” Ucap Hye Mi tajam.
Shinwoo
langsung menoleh menatap Hye Mi yang berdiri membelakanginya. Jinyoung pun
masih tak percaya nama itu yang keluar dari bibir Hye Mi, bukan namanya, atau
seseorang yang tidak ia kenal. Namun Hye Mi tak memberi penjelasan lebih
lanjut. Justru memilih pergi secepatnya sebelum air mata ini jatuh dihadapan
Jinyoung.
Hye Mi
berjalan gontai memasuki gedung WM Ent. Meski berulang kali ia menabrak trainee
lain yang melintas, Hye Mi tak peduli. Pikirannya sedang kacau sekarang. Bahkan
ia sendiri tak percaya akan apa yang baru saja ia ucapkan. Entahlah, kalimat
itu keluar begitu saja tanpa dapat ia kendalikan.
Lutut Hye Mi
melemas tepat ketika ia sampai diruang koreo. Beruntung ruang itu tidak
dipakai, setidaknya tak ada yang menemukan Hye Mi tengah menangis disana. Dalam
kegelapan, tubuh Hye Mi ambruk dilantai. Nafasnya tersengal dan air mata sudah
benar-benar tidak dapat ia tahan sekarang.
Yeoja itu
menutup matanya rapat-rapat dan berulang kali menepuk dadanya ketika rasa sesak
bersarang disana. Bahkan menangispun tak sanggup melegakan rasa ini.
Ia tahu ia
bodoh. Tapi tak ada jalan lain yang bisa ia temukan selain membohongi Jinyoung,
atau bahkan membohongi dirinya sendiri.
Saat itu
juga tiba-tiba lampu ruangan dinyalakan. Dengan pandangan yang mengabur, dari
cermin bisa Hye Mi lihat Shinwoo berjalan mendekat kemudian setengah berjongkok
didepannya.
“Mianhaeyo…
Oppa…” sesal Hye Mi yang terlanjur melibatkan Shinwoo dalam masalah ini.
Shinwoo
tersenyum, “Gwenchana. Aku tahu yang sebenarnya.” Ucap namja itu sambil
menghapus air mata Hye Mi.
“Kau bilang
ingin latihan bukan? Bagaimana kalau kita latihan bersama?”
Hye Mi
menatap Shinwoo heran. Namun sekali lagi Shinwoo tersenyum, “Kajja!” ajaknya
menarik tangan Hye Mi.
Sekali lagi
Hye Mi tahu, hanya Shinwoo yang sanggup melakukannya.
***
Sore itu seusai
berjalan ke sekitar dorm, Hye Mi beranjak mandi untuk menghilangkan rasa
penatnya. Sambil mengguyur tubuh dengan air yang dingin, Hye Mi berfikir. Hari
ini adalah hari tepat B1A4 debut. Dan sekitar 2 jam lagi ada pesta perayaan
debut mereka.
Sudah sejak
jam 12 malam tadi music video mereka diluncurkan, dan sejak saat itu pula B1A4
mendapat banyak perhatian. Tentu saja ini kabar gembira. Namun Hye Mi masih tak
sanggup melupakan masalah yang ditimbulkannya kemarin.
Saat Hye Mi
sedang asik melamun, tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Teriakan
keras yang berasal dari luar.
“Kumiko…?
Kumiko!!”
“Kumiko…?!!
Sadarlah!”
Setelah
mengeringkan badan dan berpakaian lengkap secepat mungkin, Hye Mi keluar dari
kamar mandi dan menemukan Kumiko sudah tidak sadarkan diri dipangkuan Jane
dengan bercak darah disekitar bibirnya!
“Astaga
Kumiko!” Hye Mi menghambur ke lantai dapur dimana Kumiko ada disana. “Cepat
telpon ambulance sekarang juga!!!”
Dua puluh
menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Tak ada yang bisa mereka lakukan
sekarang selain menunggu dilorong rumah sakit. Eun Sun tampak menangis dan
ditenangkan oleh Hye Mi, sedangkan Jane tengah menceritakan apa yang terjadi
kepada ibu asrama yang juga sempat mengantar Kumiko ke rumah sakit.
Setelah menunggu
beberapa saat akhirnya dokter keluar ruangan dan langsung disambar oleh Eun
Sun.
“Apa yang
terjadi dokter? Kumiko kenapa dok?”
Dokter paruh
baya itu melepas kacamatanya, “Sepertinya pasien ini keracunan. Nyawanya bisa
saja terancam jika dia tidak cepat-cepat dibawa ke rumah sakit...”
Spontan
semua yang ada disana terkejut. “Keracunan?!?”
“…Kami belum
bisa memastikannya sebelum hasil diagnosis keluar.”
Hye Mi
terduduk lemas di kursi samping koridor, sedangkan Eun Sun mulai menangis lagi.
“Bisakah
saya bicara sebentar dengan seseorang yang mengetahui kronologis kejadian ini?”
tanya dokter itu lagi.
“Saya dok.”
Jawab Jane. “Saya akan menceritakan semuanya.”
“Baiklah.
Ikut saya sekarang.”
***
Pukul 7
malam tepat ketika perayaan debut B1A4, gedung WM Ent tampak ramai dengan para
trainee dan juga tentor yang menghadiri pesta. Namun Hye Mi, Eun Sun dan Jane
justru diminta untuk segera menghadap Mr Cho saat itu juga.
Digedung
yang sama, dilantai yang berbeda, Hye Mi, Eun Sun dan Jane duduk berdampingan
menghadap Mr Cho yang melihat wajah mereka dengan masam.
“Apa yang
sebenarnya terjadi? Aku ingin kalian menceritakan semuanya dengan detail.”
Ucapnya serius. “Dimulai darimu Hye Mi.”
Hye Mi
menarik nafasnya dalam-dalam sambil melirik ke arah dua temannya sekilas, “Tadi
aku sedang mandi. Kemudian aku mendengar suara teriakan dari dapur. Ketika aku
keluar, Kumiko sudah tak sadarkan diri di atas lantai.”
Mr Cho
mengangguk, “Sekarang giliranmu.” Ucapnya menunjuk Eun Sun.
“Tadi aku
sedang memakai sepatu didepan karena aku bersiap ingin berjalan sore. Tapi aku
sempat lupa membawa botol minum, jadi aku bermaksud mengambilnya didapur. Saat
itu kulihat Kumiko sudah muntah-muntah di wastafel dapur.”
Alis Mr Cho
berkerut. “Berarti sekarang tinggal kau Jane.”
Jane
membalas tatapan Mr Cho tajam. “Bukan aku pelakunya!”
“Aku tidak
menuduhmu. Hanya ingin mendengar penjelasanmu saja. Jika kau keberatan maka…”
“Oke. Aku
akan menjelaskannya.” Potong jane cepat. “Sore tadi aku dan Kumiko tengah makan
spaghetti bersama. Dia sangat bersemangat hingga tak sengaja tersedak. Karena
harus mengambil air minum di kulkas yang kupikir akan memakan waktu, akhirnya
dengan panik aku mengambil botol minum yang tergeletak di meja dan
memberikannya pada Kumiko.” Jane terdiam sejenak melihat reaksi Mr Cho yang
mendengarkannya dengan seksama. “Tak lama kemudian Kumiko sesak nafas dan
berlari ke arah wastafel. Awalnya dia memuntahkan makanan, tapi lama-lama ada
noda darah disana. Ia tak berhenti sampai tubuhnya terjatuh dilantai.”
Eun Sun dan
Hye Mi ngeri mendengar penjelasan Jane. Tak berani mengingat betapa mengerikan
melihat darah Kumiko keluar melalui sudut bibirnya.
“Baiklah.”
Ucap Mr Cho akhirnya. “Menurut diagnosis dari dokter yang kuterima, Kumiko
menelan racun yang mengandung arsenic. Racun ini menyebabkan system pencernaan
rusak, muntah, kram perut, koma dan bahkan kematian. Menurut dokter, meski
racun yang ditelan tidak dalam jumlah besar, namun tentu saja tetap berbahaya. Akibatnya
Kumiko harus mendapatkan penanganan yang intensif dari rumah sakit.” Mr Cho
kembali menatap 3 trainee yang ada didepannya. “Pertanyaannya adalah siapa yang
tega meracuni Kumiko?”
Mereka
saling berpandangan. Tak ingin menuduh, tapi juga tak ingin terlibat dalam
tuduhan.
“Dokter
memberikan dua kemungkinan sumber racun itu. Yang pertama dari spaghetti, dan
yang kedua dari botol minuman.” ucap Mr Cho lagi.
“Tidak
mungkin jika racun itu dari spaghetti, karena aku juga memakan makanan yang
sama. Sedangkan botol itu, aku tidak tahu pasti karena aku tak begitu
memperhatikan siapa yang menaruhnya diatas meja. Dan satu lagi, sejak pukul dua
siang sampai Kumiko ada dirumah sakit, aku selalu bersama dengannya.”
Hye Mi
mengangguk. “Lagipula saat Kumiko tersedak dan Jane meminumkannya karena panik,
itu juga bukan kejadian yang disengaja bukan?” jelasnya kemudian.
“Berarti
memang kecil kemungkinan Jane yang memasukkan racun ke dalam botol minuman
itu.” Mr Cho berfikir sejenak. “Tapi… siapa sebenarnya pemilik botol minuman
itu?”
Semua
pandangan tertuju pada Eun Sun.
“Tidak
mungkin juga jika Eun Sun pelakunya.” Bela Hye Mi. “Untuk apa Eun Sun menaruh
racun dalam minumannya sendiri?”
Mr Cho
kembali merenungkan ucapan Hye Mi. Suasana berubah tegang, sama sekali tak ada
yang menyangka ternyata mereka memiliki musuh dalam selimut.
Sejauh ini
belum ada jawaban yang membawa ke titik terang sampai Eun Sun mulai berbicara.
“Tapi…”
“Tapi apa
Eun Sun?”
“Tapi
sebenarnya botol itu sempat dibawa pergi oleh seseorang…”
DEG!
“… Aku hanya
tidak menyangka saat dia kembali ternyata botol itu telah diberi racun.” Lanjut
Eun Sun. “Untung aku tidak sempat meminumnya, padahal ia sudah memintaku untuk
membawa botol itu. Sepertinya memang aku yang sebenarnya jadi sasaran dalam
kasus ini.”
“Jangan
sembarangan bicara Eun Sun!!” bentak Jane geram karena ia tahu siapa yang Eun
Sun maksud.
“Jane diam!”
Mr Cho tak kalah emosi melihat tingkah Jane. “Siapa yang kau maksud Eun Sun?
Cepat katakan…!”
Eun Sun
hanya diam. Menunduk sambil menggenggam tangannya.
“Orang itu
aku.” Jawab Hye Mi. “Itu memang botol Eun Sun dan aku meminjamnya untuk berlari
sore. Tapi karena tiba-tiba aku merasa tidak enak badan jadi aku hanya berjalan
sebentar kemudian kembali.” Papar Hye Mi sedikit takut.
“Apa kau
yang mengisi air dalam botol itu?”
“Aku…” Hye
Mi terdiam kemudian mengangguk menjawab pertanyaan Mr Cho.
“Setelah
kembali ke dorm apakah benar kau meminta Eun Sun untuk meminum air yang ada
didalamnya?”
Pertanyaan
itu benar-benar menyudutkan Hye Mi, tapi ia tetap berusaha berkata jujur. “Eun
Sun bilang dia juga akan berjalan-jalan. Karena air dalam botol itu masih utuh,
aku jadi memintanya untuk membawa botol itu tanpa harus mengisinya lagi. Tapi
aku tidak tahu kenapa botol itu bisa berisi racun…” kali ini suara Hye Mi mulai
terdengar serak.
“Kenapa kau
harus menggunakan botol milik Eun Sun? Mengapa tidak menggunakan botolmu
sendiri?” tanya Mr Cho penuh selidik.
Hye Mi
menarik nafasnya berat, “Botolku tiba-tiba tidak ada didapur. Aku sudah
mencarinya dimanapun tapi aku tidak menemukannya. Akhinya aku memutuskan untuk
meminjam botol milik Eun Sun.”
Mr Cho
melipat kedua tangannya memikirkan penjelasan Hye Mi. Sedangkan Hye Mi
memandang Mr Cho ragu, ia benar-benar takut sekarang. Meski ia telah menjawab
semua dengan sejujur-jujurnya, namun entah kenapa Hye Mi merasa jawaban jujur
itu justru membuat tuduhan mengarah padanya. Ingin sekali rasanya membuktikan
sesuatu, tapi ia tak tahu apa yang harus ia perbuat.
“Ini masalah
yang sangat serius. Aku khawatir polisi akan mengetahuinya.” Ucap Mr Cho lagi.
“Karena setelah jatuh ke tangan polisi, public akan dengan cepat dapat
berspekulasi negatif. Hal itu tentu saja akan berimbas pada karir B1A4 yang
baru saja debut. Aku tidak mau orang-orang mengetahui ada pembunuh dari
kalangan trainee WM Ent yang notabene adalah agensi B1A4.” Mr Cho terdiam
sejenak. “Sejauh ini, nenek dari Kumiko belum mengajukan gugatan. Kalian pasti
tahu Kumiko adalah anak yatim piatu. Tapi sebelum semuanya terlambat, aku harus
bertindak tegas sekarang juga.”
Nafas Hye Mi
tertahan mendengar penjelasan itu, ia tahu benar apa artinya.
Posisi Hye
Mi benar-benar terancam sekarang.
“Untuk yang
terakhir kalinya, nona Hye Mi apa kau ingin mengucapkan seuatu yang sanggup
menjadi pembelaan?”
Hye Mi tak
langsung menjawab. “Itu… aku… Demi Tuhan bukan aku pelakunya, aku tidak tahu
apapun.”
Raut wajah
Mr Cho tidak berubah. Hye Mi tahu penjelasannya sama sekali tak berarti.
“Bukan Hye
Mi pelakunya Mr Cho! Kau harus percaya! Aku tahu Hye Mi itu…”
“Jane diam!
Atau aku akan mengusirmu sekarang juga!” bentak Mr Cho yang spontan membuat
semua tersentak. “Aku mengambil sebuah keputusan karena memiliki alasan, Jane.
Alibimu dan Eun Sun lebih kuat daripada Hye Mi. Semua ini juga berasal dari
penjelasan kalian. Apa kau mengerti?” wajah Mr Cho tampak merah padam menahan
emosi. “Dan Hye Mi, tolong tandatangani kertas ini. Mulai sekarang kau bukan
trainee kami lagi.”
Tubuh Hye Mi
mendadak lemas. Kepalanya terasa sangat pusing secara tiba-tiba. Hampir saja ia
pingsan saat itu juga, sampai bola matanya berputar ke arah kertas putih yang
disodorkan oleh Mr Cho. Dengan tangan yang bergetar, Hye Mi menorehkan sebuah
tanda tangan disana.
Mulai
sekarang, secara resmi Hye Mi bukan trainee agensi WM Entertaiment lagi.
-To
Be Continue-
OMAIGAT!!!
Hye Mi dikeluarin dari WM Entertaimeeeennnn. AAAAA~ *lari bawa toa keliling kampung
(?)
Kasian
banget ya Hye Mi, gak tau apa-apa, eh malah dituduh yang aneh2. Ckckckck. Terus
setelah ini gimana ya nasib Hye Mi? Apa mimpinya akan benar-benar hancur sampai
disini? Gimana juga reaksi member B1A4 yang belum tahu soal ini? Apa mereka
bakal membenci Hye Mi? atau sebaliknya? Dan terakhir, apa memang Hye Mi
pelakunya? Jika bukan, apa pelaku yang sebenarnya akan tertangkap?
Hohoho,
kayaknya udah pada tahu nih pelakunya siapa. Benar! Benar! Benar! Tapi tenang,
next part bakal ada penjelasan kronologis kejadian yang lengkap dan jelas.
Wekekekek. Dannnnn ada kemungkinan next part adalah part terakhir. Hihihi. Baru
kemungkinan lhoooo, kalo terlalu panjang entar baru aku bikin jadi 2 part :p
Oiya, aku
minta maap yak kalo part ini lagi2 jelek -_----“ soalnya minggu ini UTS dan
musti ngerjain tugas ampe larut malem, jadi aku bikinnya kilat dan hasilnya
ancur plus abstrak gini deh. *bow didepan pintu masing2 rumah readers.
Terakhir,
gomawo udah mau komennn~